AIRmerupakan satu khazanah alam yang tidak ternilai harganya. Kita perlukan air untuk menjalani kehidupan seharian kerana ia sumber penting dalam menjana pelbagai bidang ekonomi seperti pertanian, perindustrian, perikanan dan penjanaan sumber tenaga elektrik dan sebagainya.
Airmerupakan nikmat dan karunia dari Allah SWT yang tiada tara. Dalam al-Qur'an dijelaskan bahwa air merupakan sumber kehidupan dengan air Allah SWT menumbuhkembangkan tanam-tanaman dan mengembangbiakkan hewan-hewan ternak dan fungsinya tidak akan pernah digantikan oleh senyawa lain. Tak terbayang jika air di bumi ini hilang atau habis.
Kumpulan6 Gambar Cerita Menghemat Air Terbaik. Air tersedia dalam berbagai sumber, seperti air sungai, air hujan, dan air tanah. Selain untuk menghemat pengeluaran, hal ini juga berfungsi untuk melindungi lingkungan. Turunkan brightness atau aktifkan brightness adaptive. Demikian artikel tentang cerita suami mandul.
Top3: Gambar Cerita Teknik Kering dan Teknik Basah | Mikirbae.com; Top 4: Menggambar Menggunakan Grafit Pensil, Krayon, dan Pensil Warna Top 5: Pulpen atau spidol juga digunakan untuk menggambar cerita dengan Top 6: Pengertian, Teknik dan Contoh Gambar Cerita - Gurune.net; Top 7: Alat dan Bahan dalam Menggambar Ilustrasi - Sumber
31Download Gambar Poster Dampak Siklus Air Bagi Kehidupan Terbaru Homposter from kd ipa 3.8 dan 4.8 tujuan kegiatan penilaian: air yang tercemar tentu membawa banyak kerugian bagi masyarakat, mengingat kedudukan air sebagai salah satu elemen terpenting dari kehidupan kita. Sebutkan beberapa contoh sumber air buatan dan sumber air alami? siklus air mempengaruhi kelembaban, suhu, curah hujan dan iklim di bumi.
Tanpaair suplai dari perusahaan air minum, masyarakat harus mengantre atau terpaksa membeli air yang dijual dengan harga yang cukup mahal. Dari sini juga kita kembali disadarkan air sumber kehidupan. Melihat peristiwa itu kembali mengingatkan saya akan karunia yang Tuhan berikan. Adanya sinar matahari, oksigen dalam udara, air, tanaman, dan hewan adalah bentuk kasih Allah kepada manusia tanpa kecuali. Allah mengasihi semua orang tanpa kecuali.
AkhirnyaManu membuat sebuah perahu dengan membawa sejumlah 'benih kehidupan'. Cerita dari Yunani kuno yang cukup menarik. Di Yunani ternyata ada juga cerita yang serupa mengenai bencana air bah. Dikisahkan Prometheus menasehati anaknya Deukalion agar membuat sebuah peti. Ilustrasi air bah Suku Batak [sumber gambar]
Jikakita mau menerima Yesus sebagai Mempelai Pria, tentu kita memiliki sumber air kehidupan dan menerima karunia Allah yang berlimpah itu. Ini merupakan berkat rohani yang demikian besar bagi kita. Selain berkat rohani yaitu air kehidupan, dalam Pengkhotbah 5:18 dituliskan bahwa Tuhan juga mengaruniakan berkat secara jasmani berupa kekayaan, harta benda dan kemuliaan sehingga kita tidak kekurangan sesuatu apapun.
y7onuq. Ilustrasi Sumber Sejarah Kerajaan Kalingga. Sumber UnsplashSumber sejarah Kerajaan Kalingga menjadi poin penting untuk dapat mengetahui sebagian kejadian di masa dari buku Mengenal Kerajaan-kerajaan Nusantara, Kerajaan Kalingga merupakan kerajaan dengan corak Hindu yang terletak di Jawa Tengah. Kerajaan ini diperintah oleh Ratu Shima yang sangat bijaksana dan mengetahui bagaimana kehidupan di masa Kerajaan Kalingga, diperlukan sumber sejarah. Lantas, apa saja sumber sejarah kerajaan Kalingga?Sumber Sejarah Kerajaan KalinggaIlustrasi Sumber Sejarah Kerajaan Kalingga. Sumber UnsplashBerikut ini adalah sumber sejarah Kerajaan Kalingga, yaitu1. Kisah LokalSejarah Kerajaan Kalingga berasal dari berbagai sumber, salah satunya adalah lisan. Sumber lisan atau kisah lokal mengenai Kerajaan Kalingga berkembang di bagian utara Jawa kisah lokal tersebut diceritakan mengenai seorang ratu yang sangat menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran. Ratu tersebut bernama Ratu Shima yang senantiasa mendidik kejujuran pada Cerita PahyanganDi dalam cerita Parahyangan dikisahkan mengenai asal usul Ratu Shima yang memiliki keterkaitan dengan Kerajaan hanya itu, adanya Kerajaan Kalingga juga terikat dengan beberapa kerajaan lain seperti Kerajaan Sunda, Kerajaan Sriwijaya, dan Kerajaan Mataram Catatan I-TsingDi dalam catatan I-Tsing yang ditulis sejak tahun 664 hingga 665 Masehi, dikisahkan bahwa di abad ke-7 tanah Jawa merupakan pusat pengetahuan untuk agama Buddha di dalam wilayah Kerajaan Kalingga terdapat Hwining yang merupakan seorang pendeta Tiongkok. Pendeta tersebut adalah orang yang menerjemahkan kitab agama Buddha ke dalam bahasa Tiongkok. Ketika menjalankan tugasnya tersebut, Hwining menjalin kerjasama dengan Janabadra yang merupakan pendeta asli Prasasti TukmasPrasasti Tukmas merupakan sumber sejarah Kerajaan Kalingga yang ditemukan di Desa Labak, Magelang atau sebelah barat dari lereng Gunung tersebut ditulis memakai bahasa Sanskerta dan huruf Palawa. Di dalamnya menceritakan tentang mata air jernih dan bersih di wilayah Kerajaan Kalingga yang sama dengan Sungai Gangga di Prasasti SojomertoPrasasti Sojomerto juga menjadi sumber sejarah dari Kerajaan Kalingga yang ditulis dalam aksara Kawi dan Melayu Kuno. Prasasti ini ditemukan di Desa Sojomerto, Batang, Jawa dari prasasti yang berasal dari abad ke-7 ini berkaitan dengan keluarga Dapunta dia sekilas pembahasan mengenai sumber sejarah Kerajaan Kalingga.LAU
Anak perempuan berseragam SD dalam foto ini sedang melayani pembeli di warung orang tuanya. Saya mengambil gambar ini pada Senin, 24 Juli 2017. Warung oleh-oleh itu terletak di tepi jalan raya Karangreja, jalan menuju Pemalang dari arah Purbalingga, jalur utara Jawa. Kalau saya pulang kampung bersama keluarga dengan kendaraan sendiri dan lewat jalur ini, biasanya saya singgah di warung ini untuk beli buah nanas. Buah nanas jadi salah satu tanaman utama di kebun dan hutan di daerah ini. Orang tua anak perempuan ini juga punya kebun nanas. Anak perempuan ini melayani pembeli dengan cekatan, cepat, dan lincah. Suara keras, intonasi jelas, menyebut harga-harga dagangan juga cepat, tangan terampil menyodorkan dagangan. Sebenarnya ada seorang perempuan dewasa yang jaga warung juga. Tapi sepertinya ia pekerja di kebun nanas. Ia pakai sepatu boot, pegang pisau besar, dan baju yang ia pakai dilapisi celemek. Sedari saya di situ, ia diam saja, tidak melayani pembeli. Hanya mengupas buah nanas. Setelah saya bicara-bicara dengannya, saya menyimpulkan ia perempuan dengan difabel tunarungu. “Ibu kamu ke mana, Nak?”, tanya saya pada anak perempuan berseragam SD ini, karena saya ragu dengan harga-harga yang ditawarkan olehnya. Beberapa sangat murah, beberapa yang lain sangat mahal. “Ibu sakit. Baru pulang dari puskesmas”, jawabnya cepat dan keras. Sementara perempuan dewasa yang pekerja kebun, tidak tahu samasekali harga-harga barang. Lalu dengan suara keras pula, saya tanya pada perempuan itu dengan bahasa Jawa Ngapak Kromo Inggil, “Itu anaknya yang punya warung nie kan Bu? Bapaknya ke mana?”, tanya saya. “Iya. Bapaknya ke gunung, belum balik. Betulin saluran air. Pipa saluran air kita dari gunung ada yang rusak”, jawabnya tak kalah keras di depan muka saya. Gunung yang dimaksud perempuan itu adalah bukit. Daerah ini memang daerah berbukit-bukit, dengan gunung Slamet sebagai penyangganya. Iklan Akhirnya Ibu pemilik warung muncul dari balik pintu warung. Dengan daster lusuh dan sweater tebalnya, ia tampak kedinginan dan pucat. Saya menyapanya, dan mengkonfirmasi harga jual yang disebutkan oleh puteri kecilnya itu. Dan,.......yakkk....., salah semua. Minuman olahan buah nanas seharga Rp. oleh puterinya dihargai Rp. Lalu saya tawar jadi 20 ribu rupiah, saya tawar 15 ribu tidak dapat. Opak singkong seharga Rp. puterinya jual seharga 22 ribu rupiah, nanas kecil satu ikat Rp. harga versi anak kecilnya jadi 25 ribu rupiah, dan seterusnya. Tetiba saya jadi teringat kebun nanas di atas bukit milik orang tua kawan baik saya, Reggy, di Dok V Jayapura, Papua. Di sana juga, pipa air mengular dari bukit nanas dan buah merah turun ke kampung. Kata Bapa Reggy, mereka rumah-rumah dekat bukit itu dapat air bersih dari pipa air yang bersumber dari gunung. Masyarakat baku buat sendiri saluran air. Ada memang sebuah organisasi nirlaba yang kasih bantuan pipa. Tapi terbatas. Teman saya yang lainnya, Verro Meak di Fakfak, Papua, melakukan penelitian terhadap distribusi air bersih di Distrik Fakfak Tengah pada 2016. Bahkan di Fakfak, yang masyarakat adatnya, khususnya Suku Mbaham Matta, memandang air sebagai sumber kehidupan, setara agama dan ideologinya mereka menyebutnya dengan istilah “Kra”, namun mengalami keterbatasan air bersih. Di Distrik Fakfak Tengah, terdapat sistem pipanisasi oleh PDAM. Tapi, dalam temuan Verro Meak di 13 kampung dan satu kelurahan di Distrik Fakfak Tengah, sistem pipanisasi tersebut belum termanajemen dengan baik. Pendistribusian belum merata, saat musim kemarau tiba tidak ada solusi mengatasi kekeringan. Selain itu, juga dijumpai indikasi perlakuan diskriminatif dalam distribusi air. Di banyak daerah di negeri ini, kebutuhan air bersih di kampung-kampung bersumber dari gunung dan bukit. Kesulitan mereka hadapi, terutama saat musim kemarau melanda. Daerah Gunung Kidul, Yogyakarta misalnya, merupakan daerah langganan kekeringan. Begitu juga daerah-daerah di lereng gunung Slamet Jawa Tengah. Sejak sekitar Mei-Juni atau bulan puasa 2017 hingga kini kesulitan air bersih, dan belum ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi situasi itu. Sebagaimana dilansir Saat saya pulang kampung Lebaran Juni 2017, debit air sungai-sungai yang saya lewati di sepanjang lereng Slamet hingga Kampung halaman saya, Bocari-Purbalingga, masih cukup besar. Namun saat saya pulang kembali pada akhir Juli ini debit air sudah sangat berkurang. Di kampung saya dan tetangga-tetangga kampung, jika air sumur kering di musim kemarau, maka sungai adalah sumber air bersih kami. Kadang, juga mencari dan menggali mata air baru di sawah, atau dekat-dekat sungai. Tak jarang, perempuan, anak-anak-lah yang menimba atau mengangsu air dengan jirigen atau ember dan berjalan kaki jauh. Saya kanak-kanak mengalami situasi itu. Di Hari Anak Nasional beberapa hari lalu, Presiden Jokowi melakukan kampanye anti bullying di lingkungan anak dan sekolah, serta menghibur sejumlah anak-anak di Jambi, Sumatera dengan main sulap. Kotak kosong disulap jadi bunga. Ternyata pandai main sulap??! Jujur, saya takjub, setelah pada hari buku, ia duduk-duduk bersama anak-anak di Jawa Barat untuk mendongeng legenda-cerita rakyat Lutung Kasarung. Dan di Cilacap juga pernah bercanda, main tebak-tebakan dengan anak-anak pakai Bahasa Ibunya mereka, “Jawa Ngapak”. Tapi Mr. Presiden, jangan lalu sulap bukit-hutan penyangga kehidupan jadi jalan trans, sulap hutan adat jadi sawah, sulap belantara kaki gunung jadi PLTP, sulap pohon sagu jadi padi. Jangan “pindahkan” fauna di rimba belantara ke museum zoologi. Jangan “pindahkan” flora di hutan ke kebun raya. Yang terlanjur stop sudah sekarang, lalu lakukan pemulihan pada alam dan korban terdampak. Sebab kalau diteruskan, presiden-presiden mendatang terlalu banyak bahan mendongeng buat anak-anak kita. Karena hutan, bukit, sungai, belantara, dan seisinya musnah sudah tinggal cerita, fabel, dan legenda. Sulap distribusi dan stok air bersih di kampung berbukit-bukit jadi lancar dan berkecukupan boleh. Sulap kulit nanas jadi mainan anak-anak juga boleh. Air adalah sumber kehidupan semua makhluk. Termasuk bagi anak kodok atau kecebong. Dan tak terkecuali bagi anak-anak. Semua orang, semua anak perlu dan berhak atas air bersih. Anak-anak juga perlu berkawan dan bermain dengan air. Rimba belantara mesti ada. Air harus melimpah. Tidak menyulap hutan menjadi lahan proyek berarti menjaga air terus mengalir. Cipali, 24 Juli 2017 Ikuti tulisan menarik Adiani Viviana lainnya di sini.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Petani menyambutmu dengan sumringahBerharap mendapatkan berkahKarenamu tanaman kan tumbuh merekahTerbayang sudah hasil panen kan melimpahSuara gemercikmu menenangkan jiwaBening warnamu indah di mataMemberi sejuta kehidupan bagi semuaAnugerah terindah dari Yang Maha Kuasa Begitu berartinya bagi kelangsungan alam rayaKehadiranmu tak tergantikan oleh makhluk lainnyaBerkat Sang Pencipta bagi alam semestaKeberadaanmu menyeluruh tanpa batasKau mengalir dengan tenang, penuh tulus dan ikhlas Tanaman akan layu tanpamuHewan kan merana dan membisuTanahpun akan kering dan membatuSemua tak berdaya tanpa hadirmuDikala susah maupun bahagiaKau yang paling dibutuhkan oleh semuaKaulah penyejuk jiwa ketika dahagaMengalir di dalam setiap raga Bumi ini tak kan pernah tumbuhDengan kekeringan yang menyeluruhFlora dan fauna menjadi lusuhHanya kau yang bisa membuat sembuhKetika panas hanya kau yang di cariRasa sejuk kan mengalir dalam diri Memberi kekuatan yang sangat berartiTuk jalani kehidupan dengan rasa percaya diriBerjuta manfaat dari air sumber kehidupanHadirnya memberikan banyak artiTentang cinta kasih dan berbagiTentang asa yang tercipta dari aneka flora dan faunaTentang kesejukan bagi umat manusiaPuisi Kolaborasi karya Tim GLS SMPN 2 Cibadak Tati, Eva, Shintawati, Ririn, Anggi, Nina 1 2 Lihat Puisi Selengkapnya