Rp82500. Harga Buku Novel Negeri 5 Menara - Original. Rp78.400. Harga Buku Novel Rantau 1 Muara Seri Negeri 5 Menara Ahmad Fuadi. Rp78.400. Harga Buku Novel Ranah 3 Warna Seri Negeri 5 Menara Ahmad Fuadi. Rp96.000. Data diperbaharui pada 30/7/2022. Toh buku ini terjual jutaan eksemplar dan dibaca berbagai kalangan, serta menjadi koleksi turun-temurun di setiap rumah dan perpustakaan. Bagi Hart, seratus orang yang dipilihnya bukanlah orang-orang yang paling pintar, kuat, dan hebat, tetapi paling memengaruhi dan mengubah sejarah, mendorong kebangkitan dan kejatuhan sebuah peradaban, serta Judul: Negeri 5 Menara Penulis : A Fuadi Penerbit : Gramedia Berat Buku : 350 gram Harga normal : Rp 50.000 Harga diskon : Rp 45.000 (hemat 10%)-----Untuk pemesanan buku ini di Toko Buku Online Hanan, bisa melalui : - Berkunjung dan berkomentar di fanpage facebook kami : Sahabat Buku Hanan - Mention di twitter @bukuhanan - Kirim ke email Tahun: 2012. Sutradara : Affandi Abdul Rachman. Pemain : Gazza Zubizareta, Rizki Ramdani, Billy Sandy, Jiofani Lubis, Ernest Samudera, Aris Putra, Lulu Tobing, dan Ikang Fawzi. Struktur Teks. Paragraf. Orientasi 1. Film Indonesia memang sedang bergelut dalam tema-tema tentang ambisi dan persahabatan, terbukti dengan pengangkatan tema tersebut Harga Buku Ranah 3 Warna (Cover Baru) oleh Ahmad Fuadi: Rp105.600: Harga: Buku RANAH 3 WARNA: Rp30.000: Harga: Novel RANAH 3 WARNA: Rp25.000: Harga: paket tiga novel a fuadi-negri 5 menara ranah 3 warna rantau satu muar: Rp70.000: Harga: RANAH 3 WARNA (CU COVER BARU): Rp120.000: Harga: novel ranah 3 warna fuadi: Rp20.000: Harga: Novel trilogi negeri 5 PlotAlur. Alur dari Novel Negeri 5 Menara adalah alur maju-mundur. Dimana cerita adalah kilas balik ingatan tokoh utama akan masa silam ketika menimbah ilmu di Pondok Madani hingga membuahkan hasil yang menyenangkan dimasa kini. Kutipan Novel: Washington DC, Desember 2003, jam 16.00. Tidakhanya membaca buku, riset menulis fiksi bermacam-macam, di antaranya melakukan pengamatan, mengobrol, mengikuti training, dan sebagainya. Contoh riset yang dilakukan Ahmad Fuadi dalam menulis novel Negeri 5 Menara adalah pulang ke kampung untuk melihat lagi awal mula cerita yang ia tulis. Ia membongkar diari lama, buku-buku catatan tua Negeri5 Menara karya Ahmad Fuadi yang merupakan novel best seller ini, menceritakan kisah lima orang sahabat yang mondok di sebuah pesantren yaitu Pondok Madani (PM). Novel best seller ini merupakan novel pertama dari trilogi yang secara apik bercerita tentang dunia pendidikan khas pesantren, lengkap dengan segala pernak-pernik kehidupan qOIUSJ. 100% found this document useful 2 votes363 views16 pagesDescriptionBuku novel negeri 5 menaraCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes363 views16 pagesResensi Novel 5 Menara Jump to Page You are on page 1of 16 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 14 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Sudah berulang kali membaca novel ini, bisa dikatakan sangat senang dengan isi dan hikmah yang terkandung dalam cerita novel ini, meskipun sudah diterbitkan sejak lama yanitu sekitar tahun 2009, namun isinya yang sangat menginspirasi, yang pada akhirnya ingin mengulas sedikit, berupa resensi novel “Negeri 5 Menara”. Sebagai novel yang merupakan kisah nyata dan kisah hidup dari penulis, yaitu A. Fuadi, yang mengisahkan kisah hidup menuntut ilmu di sebuah pondok, yang pada akhirnya mematikan stigma negatif tentang pondok, dan menjadikan pondok saat ini menjadi sebuah destinasi belajar favorit bagi menarik, sangat menantang dan yang terakhir adalah ada rasa terharu saat memabca novel ini, rasa yang campur aduk, seperti mengajak pembaca untuk menikmati kisah yang ada dalam novel ini. Tidak hanya itu, pembaca serasa diajak masuk dan membayangkan kisah yang terjadi dalam dunia pondok, yaitu PM Madani Gontor. Novel ini memang luar biasa yang terinspirasi dari pengalaman penulis saat menikmati pendidikan di Pondok Modern Gontor. Selain itu, semua tokoh utama merupakan sosok terinspirasi dan sosok asli, dan tokoh lainnya adalah gabungan dari beberapa karakter yang sengaja diciptakan oleh BukuJudul Negeri 5 MenaraPenulis A. PT. Gramedia Pustaka terbit Cetakan pertama JUli 2009, Cetakan keenam April buku 423 halamnISBN 978-979-22-4861-6Resensi Buku “Negeri 5 Menara”Sebagai buku yang sangat menginspirasi, buku ini harus Anda baca. Bagaimana tidak, begitu banyak kata-kata positif yang memotivasi, bahkan pada bagian awal sebelum masuk Bab 1 saja, sudah disampaikan kata mutiara dari ulama terkenal yang diajarkan kepada siswa pada tahun keempat di Pondok Modern Gontor, sebagai berikutOrang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung negeirmu dan merantaulah ke negeri orangMerantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawanBerlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah melihat air menjadi rusak karena diam tertahanJIka mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsaAnak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diamTentu manusia bosan padanya dan enggan memandangBijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambangKayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan. - Imam Syafi’i -Itu baru kalimat pembuka, yang memiliki makna mendalam yang memberikan semangat bagi para pembaca novel ini untuk terus membaca. Kisah hidup Alif ini diawali dengan kisah flashback, yang menceritakan bagaimana seumur hiduypnya Alif yang tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau dan masa kecilnya dilalui dengan berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah dan mandi di air biru di Danau Maninjau. Yang tiba-tiba karena harapan seorang Amak yang memiliki impian besar, mengharuskan Alif harus melintasi punggung Sumatera menuju sebuah desa pelosok di Jawa Timur. Amak yang merupakan ibunya menginginkan Alif menjadi seorang Buya Hamka, meskipun sebenarnya Alif ingin menjadi seorang Habibie. Dengan setengah hati Alif mengikuti perintah Anak untuk belajar di “Negeri 5 Menara”Di hari pertama di PM Pondok Madani, Alif sangat terkesima dengan mantera sakti “Man jadda wajada”, yang berarti “Siapa yang bersungguh sungguh pasti sukses”. Bahkan yang menarik dan terkadang bisa membuat tertawa sendiri saat membaca novel ini adalah bagaimana seorang Alif Fikri bersama temann-temannya yang meruakan Shohibul Menara yang kemudian dipersatukan dengan hukuman jewer berantai, yang membuat Alif berteman dengan kawan-kawan dari penjuru Indonesia, Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid, yang menjadikan mereka sebagai shohibul menara menjadikan tempat itu sebagai tempat untuk memimpikan tujuan dan harapan setelah menyelesaikan pendidikan di PM Madani. Bagi Alif Fikri dan kawan-kawan, mimpi dan impian adalah sesuatu yang tidak boleh diremehkan, walau setinggi apa pun, Tuhan sungguh Maha juga Resensi Novel “Ayat-ayat Cinta”.Begitu banyak kisah menarik dan menantang yang bisa Anda baca dan dipahami, makna tersirat yang ada dalam novel “Negeri 5 Menara” ini. Buku ini merupakan buku pertama dari sebuah trilogi yang ditulis oleh A. Fuadi, mantan wartawan TEMPO & VOA, yang juga sangat menyukai fotografi dan pernah menjadi Direktur Komunikasi di sebuah NGO Konservasi. A. Fuadi adalah alumni Pondok Modern Gontor, HI Unpad, George Washington University dan juga Royal Holloway, University of Novel “Negeri 5 Menara”Secara umum, novel ini memberikan sebuah kisah perjalanan yang sangat menarik, bahkan dari beberapa pengalaman pembaca novel ini juga memberikan catatan positif yang diksinya sekelas dengan ramuan kata-kata Andrea Hirata, dengan deskripsi yang sebening dengan novel Ayat-ayat hanya itu, novel ini juga seperti memaksa pembaca untuk merekatkan kembali sebuah impian, mulai dari keinginan untuk menghafal Al-Quran sampai impian untuk belajar ke luar tentang pondok sebagai tempat pendidikan, Novel Negeri 5 Menara ini sangat menunjukkan bahwa pondok saat ini berbeda dengan pondok yang dulu. Hal ini bisa terlihat pada halaman 20 yang mendeksripsikan gambaran pondok dalam protes yang disampaikan Amak, bahwa banyak orang melihat bahwa pondok adalah buat anak yang cacat produksi, baik karena tidak mampu menembus sekolah umum yang baik, atau karena salah gaul dan salah urus. Sehingga pondok hanya dijadikan bengkel untuk memperbaiki yang rusak, bukan dijadikan sebagai tempat untuk menyemai bibit “Negeri 5 Menara”Selain kisahnya yang sangat menarik, berbagai kata-kata didalamnya seolah memotivasi bagi siapa saja yang ingin sukses, yaituKompas kehidupan yaitu “Man Jadda Wajada”, yang berarti “Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil”.“Man shabara zhafira” yang berarti “Siapa yang bersabar akan beruntung”. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di depan. Karena yang dituju bukan sekarang, namun ada yang lebih besar dan prinsipil, yaitu menjadi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup.“Man thalabal ula sahiral layli”, yang bermakna “Siapa yang ingin mendapatkan kemuliaan, maka bekerjalah sampai jauh malam”.Baca juga Resensi Antologi Cerpen “Taman Hujan”.Terdapat dua hal penting dalam mempersiapkan diri untuk sukses, yaitu going the extra miles. Tidak menyerah dengan rata-rata. Lebihkan usaha, waktu, upaya, tekad dan sebagainya dari pada orang lain. Yang kedua, yaitu tidak pernah mengizinkan diri ini dipengaruhi oleh unsur di luar diri. Oleh siapa pun dan suasana bagaimana pun. Artinya jangan mau sedih, marah, kecewa dan takut karena ada faktor di luar, kita yang berkuasa terhadap diri kita sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kita punya pilihan, untuk takut atau tetap terakhir sebagai catatan positif adalah Petuah Kiai Rais yang bisa memberikan semangat kepada siapa saja untuk sukses, yaitu “Jangan puas jadi pegawai, tapi jadilah orang yang punya pegawai”.Kekurangan Novel “Negeri 5 Menara”Berbicara tentang kekurangan sebuah karya, tentunya pasti ada. Namun dari berbagai novel yang pernah Saya baca, meskipun ada kekurangan, namon novel karya A, Fuadi ini hampir tidak ada celah, mulai dari diksi deskripsi atau bahkan tulisan semuanya sempurna. Oleh karena itu, saya mengacungkan jempol untuk A. Fuadi, meskipun novel ini sudah diterbitkan sangat lama, namun masih enak dan layak untuk dijadikan sebagai sumber informasi dan cerita menarikItu dia sedikit resensi novel “Negeri 5 Menara” karya A. Fuadi, semoga bermanfaat dan menginspirasi kita semua. Negeri 5 Menara merupakan buku pertama dari novel trilogi karya A. Fuadi yang bercerita tentang kehidupan di Pondok Pesantren. Judul Negeri 5 Menara Pengarang A. Fuadi Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Halaman 345 Bermimpilah setinggi langit. Meskipun kita tidak pernah tahu bagaimana cara meraih mimpi tersebut. Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dikemudian hari. Novel ini merupakan novel trilogi pertama dari Novel Negeri 5 Menara. Dengan tokoh utama Alif Fikri seorang anak dari pinggiran Danau Maninjau, Sumatera Barat yang baru lulus Madrasah Sanawiyah berkeinginan untuk melanjutkan sekolah ke SMA negeri. Karena dia bersama teman masa kecilnya Randai bercita-cita kuliah di ITB. Supaya kelak bisa seperti BJ Habibie yang bisa membuat pesawat terbang. Baca juga novel trilogi yang lain yaitu berjudul Rantau 1 Muara Sayangnya keinginan Alif tersebut tidak disetujui oleh emaknya yang berkeinginan supaya dia sekolah agama di pesantren. Emak Alif berpendapat kalau selama ini pesantren selalu identik dengan anak nakal dan anak miskin. Sehingga emaknya takut para pemimpin agama berasal dari kalangan yang tidak benar. Dengan kepintaran Alif, emaknya berkeinginan supaya dia bisa menjadi seorang ulama seperti Buya Hamka. Dengan terpaksa akhirnya Alif memilih pesantren di Jawa. Tepatnya di Pondok Madani, Gontor. Sebuah pesantren di kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Meskipun pada awalnya merasa terpaksa memasuki pesantren, namun lama kelamaan dia mulai kerasan. Apalagi setelah bertemu dengan teman- teman baru dari berbagai suku. Ada 6 anak yang selalu bersama dengan Alif dalam segala aktifitas di pesantren. Mereka adalah Baso seorang anak yatim piatu yang diasuh neneknya, berasal dari Sulawesi. Raja berasal dari Aceh. Dulmajid dari pulau Garam, Madura. Atang dari Bandung dan Said berasal dari Surabaya. Keenam anak tersebut hampir tiap hari berada di bawah menara Pondok pesantren. Tepatnya disamping masjid. Mereka menggunakan tempat itu untuk belajar dan berdiskusi tentang berbagai hal dalam kehidupan. Karena seringnya mereka berada di bawah menara, akhirnya mereka dijuluki sohibul menara atau yang mempunyai menara. Pada suatu waktu dari bawah menara mereka memperhatikan langit yang diwarnai berbagai bentuk awan. Menurut mereka awan-awan tersebut menggambar pola negara. Menurut Alif, awan tersebut seperti negara America. Atang mengatakan seperti Mesir. Raja mengatakan seperti bentuk negara Belanda. Sementara Said, Baso serta Dulmajid mengatakan seperti negara Indonesia. Saat ujian akhir sekitar 6 bulan lagi, Baso memutuskan mengundurkan diri dari pondok pesantren karena ingin mengasuh neneknya yang sedang sakit parah. Bagi Baso merawat neneknya jauh lebih penting karena hanya beliaulah keluarga yang tersisa bagi dia. Meskipun berat melepaskan Baso, tetapi kelima sahabat tersebut tetap semangat untuk menyelesaikan pendidikan di pondok. Dengan berbagai kesulitan yang dihadapi. Setelah beberapa tahun lulus dari pesantren, keinginan mereka ternyata tercapai yaitu Alif bisa belajar di Amerika. Raja kuliah sambil bekerja di Belanda. Begitu juga Atang bisa menginjakkan kaki di Mesir untuk bekerja dan belajar. Sementara Said dan Dulmajid bekerja sama mengembangkan pondok pesantren yang mereka dirikan. Sedangkan Baso meskipun tidak lulus pesantren dia mampu menjadi hafizh Alquran, sehingga memperoleh beasiswa penuh dari negara trilogi yang lain berjudul Ranah 3 Warna Dari novel ini kita bisa banyak mengerti tentang kehidupan di pondok pesantren. Bagaimana mereka belajar, melakukan kegiatan extra serta kegiatan lain yang sangat padat jadwalnya. Karena sebagian cerita merupakan pengalaman pribadi penulisnya yaitu A. Fuadi, yang pernah mendalami ilmu di Pondok Madina. Novel Negeri 5 Menara ini merupakan novel motivasi untuk semua kalangan. Terutama untuk anak remaja yang masih bingung mencari jati diri. Karena terkadang mereka takut bermimpi melihat keadaan mereka saat itu. Padahal dengan mimpilah kita bisa merubah keadaan yang tidak mungkin menjadi mungkin.