Tahukah kamu, berikut yang tidak termasuk dalam tipe editorial adalah apa saja? Simak pembahasan dari Jafarull berikut agar kamu tahu jawaban yang tepat dan benar. Mengutip dari e-Modul Kemdikbud Bahasa Indonesia: Teks Editorial, Teks editorial adalah sebuah artikel yang ada di surat kabar dan berisi mengenai pendapat atau pandangan mengenai suatu isu yang terjadi di Masyarakat. Pameranadalah sebuah event atau kegiatan yang dilakukan oleh seniman dalam rangka mempertunjukkan atau menyampaikan karya seni pada khalayak umum. Kegiatan ini merupakan alat komunikasi antara seniman dan penikmatnya (apresiator). Berbeda dengan pagelaran yang bersifat dimanis, pameran justru bersifat statis. Gayaseni rupa yang termasuk dalam representatif adalah sebagai berikut. 1). Gaya ini memandang bahwa ekspresi jiwa tidak dapat dihubungkan dengan objek apapun, gaya ini menonjolkan bidang yang diisi oleh warna dan dipilah dengan garis-garis tegas. Biasanya suatu objek yang sama digambar beberapa kali pengulangan. Secaraumum, masalah penelitian dapat diartikan sebagai pernyataan yang mempertanyakan tentang satu atau beberapa variabel yang ada dalam suatu fenomena. Melansir ppbsi.unsiyah.ac.id, variabel adalah konsep yang memuat nilai bervariasi, pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Dalam suatu studi yang menggunakan alur berpikir deduktif biasanya Berikutbeberapa tips yang bisa Anda terapkan ketika merasa down di tempat kerja. Jika emosi Anda sedang tidak terkendali, yang terbaik adalah membuat sedikit jarak dan memberi diri Anda waktu dan ruang untuk memprosesnya. Jarak itu bisa secara harfiah: Berjalan-jalan, menjadwal ulang rapat apa pun ke lain waktu, atau keluar dari lingkungan Berikutyang tidak termasuk fungsi peralatan tik adalah sebagai adalah * 25 poin. letrong_2 3 minutes ago 5 Comments. SOAL ULANGAN HARIAN TIK KELAS VII. Jawablah pertanyaan berikut di selembar kertas kosong, dengan menuliskan jawabannya saja. Simpul-simpul pada tali yang digunakan sebagai lambang bilangan oleh suku Indian Inka adalah . Dalampengertian yang lebih luas, rancangan penelitian mencakup proses-proses berikut. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, lingkup (scope) penelitian Esaiadalah sebuah tulisan yang menggambarkan opini si penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya. 1. Cermatilah kutipan cerpen berikut! Akulah Jibril, yang angin adalah aku, yang embun adalah aku, yang asap adalah aku, yang gemerisik adalah aku, yang menghantarkan panas dan angin. Aku mengirimkan kesejukan, pikiiran segar yang e8EOKg. 15 Contoh Soal Kritik dan Esai Kelas 12 dan Jawaban, Pilihan Ganda dan Essay – Kritik dan esai merupakan salah satu jenis naskah yang ada dalam bahasa Indonesia. Materi ini pun sering menjadi salah satu soal yang muncul dalam ujian maupun ulangan harian kelas 12. Agar lebih paham, belajarlah dari contoh soal kritik dan esai yang ada di artikel ini. Selamat belajar! Ini Contoh Soal Kritik dan Esai Kelas 12 dan Jawaban Lengkap!Daftar IsiIni Contoh Soal Kritik dan Esai Kelas 12 dan Jawaban Lengkap!Contoh Soal Kritik dan Esai Kelas 12 dan Jawaban Pilihan GandaContoh Soal Kritik dan Esai Kelas 12 dan Jawaban Essay Daftar Isi Ini Contoh Soal Kritik dan Esai Kelas 12 dan Jawaban Lengkap! Contoh Soal Kritik dan Esai Kelas 12 dan Jawaban Pilihan Ganda Contoh Soal Kritik dan Esai Kelas 12 dan Jawaban Essay shvets-production/ 10 soal pertama merupakan soal pilihan ganda dimana kamu hanya perlu memilih jawaban yang benar dan mengabaikan jawaban lainnya. Bagian kedua barulah soal tipe essay dimana kamu harus menjawabnya dengan cara menguraikan. Contoh Soal Kritik dan Esai Kelas 12 dan Jawaban Pilihan Ganda Contoh soal kritik dan esai kelas 12 dan jawaban yang pertama adalah tipe soal pilihan ganda seperti diantaranya Perhatikan penggalan paragraf berikut untuk menjawab soal 1! Setelah ramainya persajakan bertema sosial, perubahan berpuisi terjadi sejak tahun 2000 hingga masa ini dimana para penyair kembali merdeka dalam menciptakan sajak. Style dan tema sajak yang mutakhir ini bisa dilihat dari ranah sastra seperti majalah, surat kabar, dan jurnal puisi serta banyaknya antologi puisi. Keberagaman cara mengucap kembali menjadi identitas perpuisian Indonesia dengan munculnya sajak naratif yang panjang-panjang. Namun, menurut Budi Darma, keadaan ini malah membuat perpuisian Indonesia terjebak para sebuah perangkap yang lebih mengedepankan kuantitatif daripada kualitatif. Namun, hal ini pun memang sudah terjadi sejak tahun 90an saat banyak komunitas sastra menerbitkan buku-buku antologi puisi. 1. Kesimpulan dari naskah esai di atas adalah… a. Awal tahun 2000 hingga sekarang dunia puisi Indonesia alami perubahan tren b. Antologi puisi ramai diterbitkan c. sajak naratif panjang banyak diminati sekarang ini d. gaya bebas dan beragam tema mewarnai puisi Indonesia 2. Hal yang perlu menjadi perhatian dalam hal menulis sebuah kritik sastra adalah… a. pendidikan dari target audience b. analisis sebuah karya sastra c. mengutamakan aspek dalam teks d. analisa cabang ilmu 3. Berikut ini adalah yang bukan merupakan objek sebuah kritik… a. struktur kata b. teknik menulis c. latar belakang sang penulis d. gambar objek 4. Berikut ini adalah hal yang tidak perlu menjadi perhatian saat menulis sebuah esai ialah… a. mementingkan pandangan penulis esai b. berisi renungan serta argumentasi c. fakta dan data akura d. berisi satire 5. Bacalah penggalan esai berikut ini untuk menjawab soal nomor 5! Saya bisa mengatakan bahwa penyair yang bebas dari diksi adalah penyair yang kurang peduli dengan kata-kata yang merupakan unsur bahasa. Hal tersebut amat berbeda dengan karakter dari Amir Hamzah serta Chairil Anwar yang mawas akan kata-kata. Membebaskan diri dari kata hanya membuat kata jadi tidak penting. Penyair seperti itu tidak peduli dengan diksi yang terlalu luas, tidak puitis, tidak berfantasi, dsb. Ia bebas menggunakan kata-kata… Kalimat yang benar dan tepat sebagai pelengkap dari penggalan esai tersebut adalah… a. kata-kata tak lagi menjadi tolak ukur kepenyairannya b. kata-kata penting dalam berbagai proses kreatif c. penyair menulis puisi seperti menulis prosa d. penyair tak peduli dengan kata-kata puitis 6. Berikut ini yang termasuk ke dalam ciri-ciri kritik adalah… a. sifatnya subjektif b. sifatnya objektif c. tidak utuh d. bentuknya ringan 3. bentuknya prosa 7. Berikut ini adalah bagian yang berisi pengantar, latar belakang, dan tujuan tentang suatu topik, yaitu… a. isi b. penutup c. simpulan d. pendahuluan e. abstrak 8. Berikut ini yang termasuk ke dalam ciri-ciri esai yang berdasarkan pandangan penulisnya adalah… a. penilaian esai dilakukan dengan objektif b. penilaian dilakukan dengan kajian teori c. pembahasan esai utuh dan menyeluruh d. objek yang dibahas hanya fokus pada hal yang menarik menurut pandangan penulis e. menilai kelebihan dan kekurangan 9. Pendahuluan pada kritik dan esai biasa disebut dengan… a. abstrak b. tafsiran c. orientasi d. konklusi e. evaluasi 10. Pertimbangan terhadap kelebihan dan kekurangan suatu karya yang bersifat objektif dan logis disebut dengan… a. evaluasi b. kritik c. argumentasi d. manifestasi d. tafsiran Contoh Soal Kritik dan Esai Kelas 12 dan Jawaban Essay Berikut ini contoh soal kritik dan esai kelas 12 dan jawaban untuk tipe soal essay 1. Hal apa yang coba disampaikan oleh penggalan esai berikut ini? Akhir-akhir ini kesenjangan ekonomi di Indonesia meningkat. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya perubahan yang terjadi. Adanya peningkatan kesenjangan empunya lahan di bidang pertanian, adanya kesenjangan untuk dapat akses berkumpul dalam kegiatan ekonomi; contohnya adalah petani yang kesulitan mendapatkan kredit pertanian. Ada juga kesenjangan mendapat layanan masyarakat seperti pelayanan pendidikan dan kesehatan. 2. Apa kesimpulan dari penggalan teks esai berikut ini? Pada awalnya, Taufiq Ismail fokus pada imajinasi visual untuk menggambarkan sebuah pengalaman indah yang tajam untuk masa-masa penting sebuah sejarah. Ia amat memaksimalkan kekuatan majas dalam puisi yang bagus untuk bisa menciptakan daya imajinatif pembaca. Namun, sejak 1970 puisi dari Taufiq mengalami perubahan. 3. Penulisan kritik sastra ada prinsip-prinsipnya diantaranya adalah… 4. Jelaskan dengan baik apa fungsi dari kritik! 5. Apa saja jenis esai yang kamu ketahui? Jelaskan! Jawaban Contoh Soal Kritik dan Esai Tipe Essay 1. Kesenjangan sosial adalah sebuah isu ekonomi beberapa tahun ini. 2. Maka dari itu sudah teramat jelas bahwa Ismail amat membantu para pembacanya untuk bisa memahami karyanya yang komunikatif. 3. Prinsip-prinsip kritik sastra diantaranya adalah sebagai berikut Konstruktif atau membangun Berisi ulasan karya Menjatuhkan atau merendahkan karya atau penulis bukan tujuan dari kritik Kritik membangun keramaian bersastra Karya orang lain adalah objek yang dikritik Bahasa tegas dan lugas digunakan agar bisa dipahami dengan baik 4. Kritik sastra memiliki fungsi sebagai berikut ini Sebagai upaya pengembangan sastra. Para kritikus berusaha memperlihatkan struktur karya sastra, menyampaikan penilaian, kekuatan dan kelemahan, serta memberi arahan bagaimana karya sastra tersebut bisa dikembangkan. Pembinaan apresiasi sastra. Kritikus membantu peminat sastra memahami apa maksud sebuah karya. Menelaah apa saja kelemahan dari sebuah karya sastra. Mengembangkan ilmu kesastraan. Kritik karya sastra berisikan analisis karya, analisis struktur, gaya bahasa, dan juga gaya dan teknik bercerita. 5. Jenis-jenis esai diantaranya adalah sebagai berikut Esai deskriptif yang mampu menggambarkan satu hal apa saja yang menarik penulis karya sastra. Esai tajuk yang biasa ada di media cetak seperti majalah dan surat kabar. Memiliki fungsi memvisualisasikan sebuah pendapat dan posisi surat kabar atau majalah dalam melihat sebuah isu yang sedang hangat di masyarakat. Esai Cukilan Watak dimana pembaca mampu mengetahui sikap pendirian penulis dari hal yang sedang dijelaskan. Esai Pribadi, penulis berani menggunakan kata saya untuk mewakili siapa yang berkata atau beropini dalam esai tersebut. Esai Reflektif sebuah esai kaku atau formal yang serius. Penulis menjelaskan dengan dalam dan bersungguh-sungguh serta hati-hati karena berhubungan dengan kehidupan orang yang benar-benar ada. Bisa menyangkut berbagai topik seperti pendidikan, politik, manusia, dll. Kesimpulan Demikianlah contoh soal kritik dan esai kelas 12 dan jawaban lengkap. Tersaji dalam soal bentuk pilihan ganda dan juga essay. Rata-rata soalnya berbentuk paragraf panjang karena memang jenis teksnya termasuk teks berbobot berat yang berisikan opini dari pengkritik dan peneliti. Semoga dengan contoh-contoh soal kritik dan esai kelas 12 dan jawaban ini kamu bisa lebih paham. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta 1 Hal yang perlu diperhatkan dalam menulis kritik sastra adalah… a Latar belakang rumah b Latar belakang pembaca c Analisis cabang keilmuan d Analisis karya sastra e Hanya mengutamakan unsur dalam teks 2 Di bawah ini yang tidak termasuk objek sebuah kritik adalah… a Latar belakang penulis b Foto penulis c Teknik penulisan d Gambar objek e Struktur kata 3 Hal yang perlu diperhatikan dalam menulis esai adalah berikut ini, kecuali… a Berisi renungan b Berisi fakta dan data akurat c Harus mementingkan pandangan penulis esai d Berisi sindiran dengan penggunaan bahasa yang khas e Berisi curhatan 4 Berikut ini yang tidak dilakukan dalam kegiatan menulis kritik adalah… a Memberikan komentar b Melakukan alih bahasa c Melakukan interpretasi d Memberi argumen e Memberikan gambaran umum karya sastra 5 Berikut ini merupakan perbedaan antara kritik dan esai, kecuali… a Kritik tidak menyuguhkan data, sedangkan esai selalu. b Kritik wajib menyuguhkan data, sedangkan esai tidak selalu. c Kritik membutuhkan ulasan tentang deskripsi karya yang dibahas, sedangkan esai tidak. d Objek bahasan kritik umumnya suatu karya baik senin, musik, sastra, film, dll, sedangkan esai objeknya berupa fenomena yang ada di kehidupan. e Kritik menyajikan pendapat, sedangkan esai argumen. Leaderboard This leaderboard is currently private. Click Share to make it public. This leaderboard has been disabled by the resource owner. This leaderboard is disabled as your options are different to the resource owner. Gameshow quiz is an open-ended template. It does not generate scores for a leaderboard. Log in required Options Switch template Interactives More formats will appear as you play the activity. Materi Menyusun Kritik dan Esai dengan Memerhatikan Aspek Pengetahuan dan Pandangan penulis Mapel Bahasa Indonesia kelas 12 SMA/MA - Halo adik adik yang baik apa kabar? semoga dalam keadaan baik baik saja, nah kali ini tentunya kakak sudah mempersiapkan materi untuk adik adik, materi ini kakak ambil dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, mengenai materi tentunya kakak juga mempersiapkan latihan soal yang bisa menunjang proses belajaran mengajar di sekolah, oh iya materi ini adalah Menyusun Kritik dan Esai. Semoga bermanfaat Menyusun Kritik dan Esai Mapel Bahasa Indonesia kelas 12 SMA/MAA. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan apat menyusun kritik dan esai dengan memerhatikan aspek pengetahuan dan pandangan penulis B. Uraian Materi Menyusun Kritik Sastra A. Pengertian Kritik Kritik adalah Suatu ungkapan atau tanggapan mengenai baik atau buruknya suatu tindakan yang akan atau sudah dibuat. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud, 1997 531 , disebutkan kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap sesuatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Selain itu, menurut Sutopo 2011 kritik merupakan analisis secara langsung dengan mempertimbangkan baik buruknya suatu karya, penerangan, dan penghakiman karya. Kritik meliputi tiga bidang, yaitu teori dan sejarah. B. Struktur Kritik Evaluasi berisi pernyataan umum mengenai suatu yang akan disampaikan. Deskripsi Teks bagian isi teks tanggapan kritis, memuat informasi tentang data-data dan pendapat-pendapat yang mendukung pernyataan atau melemahkan pernyataan. Penegasan Ulang bagian terakhir teks, berisi penegasan ulang mengenai suatu yang sudah dilakukan atau diputuskan. C. Kaidah Kritik Kalimat kompleks kalimat yang memiliki lebih dari 2 struktur dan 2 verba. Konjungsi kata penghubung yang menghubungkan setiap kata dan struktur. Kata Rujukan sesuatu yang digunakan oleh penulis untuk memperkuat pernyataan dengan tegas. Dikenal juga dengan sebutan referensi. Pilihan Kata pemilihan kata yang sesuai dalam penggunaan sekaligus pembuatan teks tanggapan kritis. Materi Membandingkan Kritik dan EsaiMateri Menyusun Kritik dan EsaiSoal Kritik dan EsaiD. Ciri-ciri Kritik Bersifat menanggapi atau mengomentari karya orang lain Menunjukkan kelebihan dan kekurangan Memberi saran perbaikan Bertujuan menjembatani pemahaman pembaca E. Jenis-jenis Kritik Berdasarkan Penerapannya Kritik induktif adalah kritik dengan memperhatikan unsur-unsur yang ada di dalam karya. Kritik judisial adalah kritik kritik yang menganalisis dan menerangkan efek-efek karya berdasarkan permasalahannya, oraganisasinya, teknik, serta gaya kepenulisannya. Kritik ini atas dasar standar umum tentang kehebatan dan kebiasaan. Kritik Impresionik adalah kritik yang berusaha menggambarkan sifat khusus dalam sebuah karya serta mengekspresikan tanggapan kritikus yang ditimbulkan secara langsung oleh karya tersebut. F. Jenis-jenis Kritik Berdasarkan Cara Kerja Kritikus Kritik impresionistik adalah kritik yang berupa kesan-kesan pribadi secara subjektif terhadap sebuah karya, di sini selera pribadi amat berperan. Padahal selera pribadi itu berubah-ubah setiap saat sesuai dengan perkembangan kepribadian orang itu. Kritik penghakiman adalah kritik yang bekerja secara deduksi dengan berpegang teguh pada ukuran-ukuran tertentu, untuk menetapkan apakah sebuah karya itu baik atau tidak. Kritik teknis adalah kritik yang bertujuan menunjukan kelemahan-kelemahan tertentu dari sebuah karya agar pengarangnya dapat memperbaiki kesalahankesalahan dikemudian hari. G. Prinsip-prinsip Penulisan Kritik penulis harus secara terbuka mengemukakan dari sisi mana ia menilai karya sastra tersebut penulis harus objektif dalam menilai penulis harus menyertakan bukti dari teks yang dikritiknya H. Cara Penulisan Kritik yang Baik dan Benar Menentukan tema atau topik yang akan ditulis atau dikritik Mengumpulkan bahan-bahan referensi pendukung Mengidentifikasi unsur-unsur yang mendukung dan kontra Memilih unsur-unsur yang dapat mendukung tema Memulai untuk menulis kritik Membaca dan melakukan pengeditan ulang untuk revisi Mengirimkan ke media massa cetak I. Pengertian Esai Esai adalah Suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya. Bentuk karangan esai dapat berupa formal atau informal. Esai sering juga disebut dengan artikel, tulisan atau komposisi. Secara umum, esai didefinisikan sebagai sebuah karangan singkat yang berisi pendapat atau argumen penulis tentang suatu topik. J. Struktur Esai Pendahuluan struktur awal pembangun kerangka dari esai. Pendahuluan biasanya akan mengungkapkan secara sekilas topik atau tema yang akan diangkat pada keseluruhan esai. Bagian isi Bagian ini merupakan bagian inti dari struktur pembangun esai. Pada bagian ini, topik atau tema yang telah dipilih sebelumnya akan dibahas dan dijelaskan secara lebih rinci dan mendetail Penutup atau Kesimpulan Seperti namanya, bagian penutup merupakan bagian terakhir dalam menyusun sebuah esai. K. Kaidah Esai 1. Baku Struktur yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI 2. Logis Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal 3. Ringkas Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya bernas 4. Runtun Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf 5. Denotatif Kata yang diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya bernas. Baca juga - Soal Informasi Dalam Sebuah Artikel OpiniL. Tipe-tipe Esai Esai deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya. Esai tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis. Esai cukilan watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagianbagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut. Esai pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri. Esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan. Esai kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra. M. Ciri-ciri Esai Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figur. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis, Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan kepada pembaca. N. Langkah-langkah membuat Esai Menentukan tema yang menarik. Melakukan research Penelitian pengumpulan bahan Membuat outline garis besar Memberikan judul dalam esai tersebut Memulai untuk menulis esai Memperhatikan pemilihan kata O. Contoh-contoh Kritik Dan Esai Contoh Kritik Kebangkitan Tradisi Sastra Kaum Bersarung Penulis Purwana Adi Saputra Selama ini, entah karena dinafikan atau justru karena menafikan fungsinya sendiri, kaum pesantren seolah tersisih dari pergulatan sastra yang penuh gerak, dinamika, juga anomali. Bahkan, di tengah-tengah gelanggang sastra lahir mereka yang menganggap bahwa kaum santrilah yang mematikan sastra dari budaya bangsa. Di setiap pesantren, kedangkalan pandangan membuat mereka menarik kesimpulan picik bahwa santri itu hanya percaya pada dogma dan jumud. Mereka melihat tradisi hafalan yang sebenarnyalah merupakan tradisi Arab yang disinkretisasikan sebagai bagian dari budaya belajarnya, telah membuat kaum bersarung ini kehilangan daya khayal dari dalam dirinya. Dengan kapasitasnya sebagai sosok yang paling berpengaruh bagi transfusi budaya bangsa ini, dengan seenaknya ditarik hipotesis bahwa pesantrenlah musuh pembudayaan sastra yang sebenarnya. Kaum bersarung adalah kaum intelektualis yang memarjinalkan sisi imaji dari alam pikirnya sendiri. Pesantren adalah tempat yang pas buat mematikan khayal. Pesantren adalah institut tempat para kiai dengan Contoh Esai Perda Kesenian dan Rumah Hantu Oleh Teguh W. Sastro Beberapa waktu lalu Dewan Kesenian Surabaya DKS melontarkan keinginan agar Pemkot Surabaya memiliki Perda Peraturan Daerah Kesenian. Namanya juga peraturan, dibuat pasti untuk mengatur. Tetapi peraturan belum tentu tidak ada jeleknya. Tetap ada jeleknya. Yakni, misalnya, jika peraturan itu justru potensial destruktif. Contohnya jika dilahirkan secara prematur. Selain itu, seniman kan banyak ragamnya. Ada yang pinter pandai dan ada juga yang keminter sok tahu. Oleh karenanya, pertentangan di antara mereka pun akan meruncing, misalnya, soal siapa yang paling berhak mengusulkan dan kemudian memasukkan pasal-pasal ke dalam rancangan Perda itu. Sejauhmana keterlibatan seniman di dalam proses pembuatan Perda itu, dan seterusnya. Itu hanya salah satu contoh persoalan yang potensial muncul pada proses pembuatan Perda itu, belum sampai pada tataran pelaksanaannya. Hal ini bukannya menganggap bahwa adanya peraturan itu tidak baik, terutama menyangkut Perda Kesenian di Surabaya. Menyangkut sarana dan prasarana, misalnya, bolehlah dianggap tidak ada persoalan yang signifikan di Surabaya. Akan tetapi, bagaimana halnya jika menyangkut mental dan visi para seniman dan birokrat kesenian sendiri? Dalam menyusun kritik, ada beberapa hal yang harus dipegang oleh kritikus penulis kritik. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut. Penulis kritik kritikus harus benar-benar membaca atau mengamati karya yang akan dikritik. Kritikus harus membekali diri dengan pengetahuan tentang karya yang akan dikritisi. Kritikus harus mengumpulkan data-data penunjang dan alasan logis untuk mendukung penilaian yang diberikan. Kritik yang disampaikan tidak hanya mengungkap kelemahan, tetapi harus seimbang dengan kelebihannya. Jika diperlukan, kritikus menggunakan kajian teori yang relevan untuk mendukung penilaiannya. Marilah kita lihat kembali kalimat-kalimat kritik, serta kalimat yang mengandung penilaian kelebihan dan kekurangan karya, pada teks ”Capaian Eksperimen Lelaki Harimau” di atas. Kalimat-kalimat kritik dalam teks tersebut didominasi oleh kelebihan novel terebut. Dalam mengungkapkan kelebihannya, kritikus melengkapinya dengan data atau alasan yang logis. Baca juga - Soal Isi dan Sistematika Surat Lamaran PekerjaanPerhatikan contoh berikut! Berbeda dengan Cantik itu Luka yang mengandalkan kekuatan narasi yang seperti lepas kendali dan deras menerjang apa saja, Lelaki Harimau memperlihatkan penguasaan diri narator yang dingin terkendali, penuh pertimbangan dan kehati-hatian. Pemanfaatan –atau lebih tepat eksplorasi–setiap kata dan kalimat tampak begitu cermat dalam usahanya merangkai setiap peristiwa. Pada kutipan di atas, kritikus menilai keunggulan cara penceritaan novel Lelaki Harimau disertai data pengguaan kata-kata dan kalimat dilakukan sangat cermat. Kalimat-kalimat yang digunakan dapat membangun peristiwa dalam novel tersebut. Perhatikan pula bagaimana kritikus menilai kelebihan novel dilihat dari alurnya seperti terbaca pada kutipan berikut ini. Di antara rangkaian peristiwa yang dibangun dan dihidupkan oleh setiap tokohnya, menyelusup pula mitos tentang manusia harimau, potret bersahaja masyarakat pinggiran, dan keakraban kehidupan mereka. Sebuah pesona yang disampaikan lewat narasi yang rancak yang seperti menyihir pembaca untuk terus mengikuti kelak-kelok peristiwa yang dihadirkannya. Selain mengupas kelebihannya, teks kritik tersebut juga menyampaikan kelemahan novel Lelaki Harimau seperti tampak pada kutipan berikut ini. Tentu saja, cara ini bukan tanpa risiko. Rangkaian peristiwa yang membangun alur cerita, jadinya terasa agak lambat. Ia juga boleh jadi akan mendatangkan masalah bagi pembaca yang tak biasa menikmati kalimat panjang. C. Rangkuman Materi Esai karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Kritik tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya. D. Penugasan Mandiri Bacalah kutipan novel Laskar Pelangi berikut ini, kemudian buatlah kalimat kritiknya! Bab I Sepuluh Murid Baru PAGI itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang di depan sebuah kelas. Sebatang pohon tua yang riang meneduhiku. Ayahku duduk di sampingku, memeluk pundakku dengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk pada setiap orangtua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di bangku panjang lain di depan kami. Hari itu adalah hari yang agak penting hari pertama masuk SD. Di ujung bangku-bangku panjang tadi ada sebuah pintu terbuka. Kosen pintu itu miring karena seluruh bangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh. Di mulut pintu berdiri dua orang guru seperti para penyambut tamu dalam perhelatan. Mereka adalah seorang bapak tua berwajah sabar, Bapak Harfan Efendy Noor, sang kepala sekolah dan seorang wanita muda berjilbab, Ibu Muslimah Hafsari atau Bu Mus. Seperti ayahku, mereka berdua juga tersenyum. Namun, senyum Bu Mus adalah senyum getir yang dipaksakan karena tampak jelas beliau sedang cemas. Wajahnya tegang dan gerak-geriknya gelisah. Ia berulang kali menghitung jumlah anak-anak yang duduk di bangku panjang. Ia demikian khawatir sehingga tak peduli pada peluh yang mengalir masuk ke pelupuk matanya. Titik-titik keringat yang bertimbulan di seputar hidungnya menghapus bedak tepung beras yang dikenakannya, membuat wajahnya coreng moreng seperti pameran emban bagi permaisuri dalam Dul Muluk, sandiwara kuno kampung kami. ”Sembilan orang . . . baru sembilan orang Pamanda Guru, masih kurang satu...,” katanya gusar pada bapak kepala sekolah. Pak Harfan menatapnya kosong. Aku juga merasa cemas. Aku cemas karena melihat Bu Mus yang resah dan karena beban perasaan ayahku menjalar ke sekujur tubuhku. Meskipun beliau begitu ramah pagi ini tapi lengan kasarnya yang melingkari leherku mengalirkan degup jantung yang cepat. Aku tahu beliau sedang gugup dan aku maklum bahwa tak mudah bagi seorang pria berusia empat puluh tujuh tahun, seorang buruh tambang yang beranak banyak dan bergaji kecil, untuk menyerahkan anak laki-lakinya ke sekolah. Lebih mudah menyerahkannya pada tauke pasar pagi untuk jadi tukang parut atau pada juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapat membantu ekonomi keluarga. Menyekolahkan anak berarti mengikatkan diri pada biaya selama belasan tahun dan hal itu bukan perkara gampang bagi keluarga kami. ”Kasihan ayahku ....” Maka aku tak sampai hati memandang wajahnya. ”Barangkali sebaiknya aku pulang saja, melupakan keinginan sekolah, dan mengikuti jejak beberapa abang dan sepupu-sepupuku, menjadi kuli .....” Tapi agaknya bukan hanya ayahku yang gentar. Setiap wajah orang tua di depanku mengesankan bahwa mereka tidak sedang duduk di bangku panjang itu, karena pikiran mereka, seperti pikiran ayahku, melayang-layang ke pasar pagi atau ke keramba di tepian laut membayangkan anak lelakinya lebih baik menjadi pesuruh di sana. Para orang tua ini sama sekali tak yakin bahwa pendidikan anaknya yang hanya mampu mereka biayai paling tinggi sampai SMP akan dapat mempercerah masa depan keluarga. Pagi ini mereka terpaksa berada di sekolah ini untuk menghindarkan diri dari celaan aparat desa karena tak menyekolahkan anak atau sebagai orang yang terjebak tuntutan zaman baru, tuntutan memerdekakan anak dari buta huruf. Aku mengenal para orangtua dan anak-anaknya yang duduk di depanku. Kecuali seorang anak lelaki kecil kotor berambut keriting merah yang meronta¬ronta dari pegangan ayahnya. Ayahnya itu tak beralas kaki dan bercelana kain belacu. Aku tak mengenal anak beranak itu. Selebihnya adalah teman baikku. Trapani misalnya, yang duduk di pangkuan ibunya, atau Kucai yang duduk di samping ayahnya, atau Syahdan yang tak diantar siapa-siapa. Kami bertetangga dan kami adalah orang-orang Melayu Belitong dari sebuah komunitas yang paling miskin di pulau itu. Adapun sekolah ini, SD Muhammadiyah, juga sekolah kampung yang paling miskin di Belitong. Ada tiga alasan mengapa para orang tua menda~ arkan anaknya di sini. Pertama, karena sekolah Muhammadiyah tidak menetapkan iuran dalam bentuk apa pun, para orang tua hanya menyumbang sukarela semampu mereka. Kedua, karena ~rasat, anak-anak mereka dianggap memiliki karakter yang mudah disesatkan iblis sehingga sejak usia muda harus mendapatkan pendadaran Islam yang tangguh. Ketiga, karena anaknya memang tak diterima di sekolah mana pun. Bu Mus yang semakin khawatir memancang pandangannya ke jalan raya di seberang lapangan sekolah berharap kalau-kalau masih ada penda~ ar baru. Kami prihatin melihat harapan hampa itu. Maka tidak seperti suasana di SD lain yang penuh kegembiraan ketika menerima murid angkatan baru, suasana hari pertama di SD Muhammadiyah penuh dengan kerisauan, dan yang paling risau adalah Bu Mus dan Pak Harfan. Guru-guru yang sederhana ini berada dalam situasi genting karena Pengawas Sekolah dari Depdikbud Sumsel telah memperingatkan bahwa jika SD Muhammadiyah hanya mendapat murid baru kurang dari sepuluh orang maka sekolah paling tua di Belitong ini harus ditutup. Karena itu sekarang Bu Mus dan Pak Harfan cemas sebab sekolah mereka akan tamat riwayatnya, sedangkan para orang tua cemas karena biaya, dan kami, sembilan anak-anak kecil ini yang terperangkap di tengah cemas kalau-kalau kami tak jadi sekolah. Tahun lalu, SD Muhammadiyah hanya mendapatkan sebelas siswa, dan tahun ini Pak Harfan pesimis dapat memenuhi target sepuluh. Maka diam¬diam beliau telah mempersiapkan sebuah pidato pembubaran sekolah di depan para orang tua murid pada kesempatan pagi ini. Kenyataan bahwa beliau hanya memerlukan satu siswa lagi untuk memenuhi target itu menyebabkan pidato ini akan menjadi sesuatu yang menyakitkan hati. ”Kita tunggu sampai pukul sebelas,” kata Pak Harfan pada Bu Mus dan seluruh orangtua yang telah pasrah. Suasana hening. Para orang tua mungkin menganggap kekurangan satu murid sebagai pertanda bagi anakanaknya bahwa mereka memang sebaiknya didasarkan pada para juragan saja. Sedangkan aku dan agaknya juga anak-anak yang lain merasa amat pedih pedih pada orang tua kami yang tak mampu, pedih menyaksikan detik-detik terakhir sebuah sekolah tua yang tutup justru pada hari pertama kami ingin sekolah, dan pedih pada niat kuat kami untuk belajar tapi tinggal selangkah lagi harus terhenti hanya karena kekurangan satu murid. Kami menunduk dalam-dalam. Saat itu sudah pukul sebelas kurang lima dan Bu Mus semakin gundah. Lima tahun pengabdiannya di sekolah melarat yang amat ia cintai dan tiga puluh dua tahun pengabdian tanpa pamrih pada Pak Harfan, pamannya, akan berakhir di pagi yang sendu ini. ”Baru sembilan orang Pamanda Guru ...,” ucap Bu Mus bergetar sekali lagi. Ia sudah tak bisa berpikir jernih. Ia berulang kali mengucapkan hal yang sama yang telah diketahui semua orang. Suaranya berat selayaknya orang yang tertekan batinnya. Akhirnya, waktu habis karena telah pukul sebelas lewat lima dan jumlah murid tak juga genap sepuluh. Semangat besarku untuk sekolah perlahan lahan runtuh. Aku melepaskan lengan ayahku dari pundakku. Sahara menangis terisak-isak mendekap ibunya karena ia benar-benar ingin sekolah di SD Muhammadiyah. Ia memakai sepatu, kaus kaki, jilbab, dan baju, serta telah punya buku-buku, botol air minum, dan tas punggung yang semuanya baru. Pak Harfan menghampiri orang tua murid dan menyalami mereka satu per satu. Sebuah pemandangan yang pilu. Para orang tua menepuk-nepuk bahunya untuk membesarkan hatinya. Mata Bu Mus berkilauan karena air mata yang menggenang. Pak Harfan berdiri di depan para orangtua, wajahnya muram. Beliau bersiap-siap memberikan pidato terakhir. Wajahnya tampak putus asa. Namun ketika beliau akan mengucapkan kata pertama, Assalamu’alaikum, seluruh hadirin terperanjat karena Tripani berteriak sambil menunjuk ke pinggir lapangan rumput luas halaman sekolah itu. Harun! ”. Kami serentak menoleh dan di kejauhan tampak seorang pria kurus tinggi berjalar terseok-seok. Pakaian dan sisiran rambutnya sangat rapi. Ia berkemeja lengan panjang putih yang dimasukkan ke dalam. Kaki dan langkahnya membentuk huruf x sehingga jika berjalan seluruh tubuhnya bergoyang¬goyang hebat. Seorang wanita gemuk setengah baya yang berseri-seri susah payah memeganginya. Pria itu adalah Harun, pria jenaka sahabat kami semua, yang sudah berusia lima belas tahun dan agak terbelakang mentalnya. Ia sangat gembira dan berjalan cepat setengah berlari tak sabar menghampiri kami. Ia tak menghiraukan ibunya yang tercepuk-cepuk kewalahan menggandengnya. Mereka berdua hampir kehabisan napas ketika tiba di depan Pak Harfan. ”Bapak Guru ..., ” kata ibunya terengah-engah. ”Terimalah Harun, Pak, karena SLB hanya ada di Pulau Bangka, dan kami tak punya biaya untuk menyekolahkannya ke sana. Lagi pula lebih baik kutitipkan dia disekolah ini daripada di rumah ia hanya mengejar -ngejar anak-anak ayamku ..... Harun tersenyum lebar memamerkan gigi-giginya yang kuning panjang-panjang. Pak Harfan juga terseyum, beliau melirik Bu Mus sambil mengangkat bahunya. ”Genap sepuluh orang ...,” katanya. Harun telah menyelamatkan kami dan kami pun bersorak. Sahara berdiri tegak merapikan lipatan jilbabnya dan menyandang tasnya dengan gagah, ia tak mau duduk lagi. Bu Mus tersipu. Air mata guru muda ini surut dan ia menyeka keringat di wajahnya yang belepotan karena bercampur dengan bedak tepung beras. Dikutip dari novel Laskar Pelangi, 10-15 Materi Membandingkan Kritik dan EsaiMateri Menyusun Kritik dan EsaiSoal Kritik dan EsaiE. Latihan Soal Cermatilah penggalan berikut! Bapak? Mengapa Bapak segan menatap aku? Anakmu sendiri. Dan bumi di bawah kakinya terasa goyah. Kampung nelayan ini telah kehilangan perlindungan yang meyakinkan baginya. Sementara itu, di belakang terus mengikuti mata-mata Bendoro yang tak dapat dikebaskan dari bayang-bayangnya. Ia masih kenal benar siapa-siapa yang menjemputnyatetangga-tetangganya. Ada yang dulu menjewernya. Ada yang mendongenginya. Ada yang pernah mengangkat dan menggendongnya sewaktu habis jatuh dari pohon jambu. Ada yang sering dibantunya menunggu dapur. Dan ada bocah-bocah kecil yang digendongnya dulu. Antara sebentar ia dengar kata “Bendoro Putri! Bendoro! Bendoro Putri!” kata itu mendengung memburu. Mengiris dan meremas di dalam otaknya. Bendoro! Bendoro Putri! Bendoro Putri! Dan berpasang-pasang mata yang menunduk hormat bila tertatap olehnya seakan menyindirnya semu, semu, semua semu! Soal Jelaskan pandangan penulis dalam penggalan tersebut! Buatlah kritik terhadap penggalan karya tersebut! Buatlah esai terhadap penggalan karya tersebut! Jawaban Pandangan penulis terhadap permasalahan di atas adalah adanya pandangan terhadap kesetaraan yang sudah saatnya disetarakan. Kritik sesuai dengan penggalan tersebut adalah penghapusan feodalisme Jawa agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial. Esai sesuai dengan penggalan tersebut adalah pandangan terhadap feodalisme telah mengiris dan meremas perasaannya. Hal tersebut menujukkan bahawa pandangan terhadap kaum ningrat yang sudah bergeser. F. PENILAIAN DIRI Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi No Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah kalian telah memehami pengertian kritik 2. Apakah kalian telah memahami pengertian esai 3. Apakah kalian memahami unsur kritik dan esai sastra dan nonsastra 4. Dapatkah kalian menuliskan kritik dari kutipan sastra/ nonsastra Baca juga - Soal Kebahasaan Artikel Opini